Senin, 21 Februari 2011

Vote Me

Iseng karena kerjaan belum ada, tadi pagi aku jalan-jalan ke www.welovehonda.com . Awalnya karena tiba-tiba keinget kejadian pas service motor Beat merahku sabtu kemaren, disana –Bengkel resmi Honda- pelayanannya TOP banget jadi aku pengen tau aja lebih banyak tentang Honda ini, eh taunya nemuin link ke suatu kuis ngungkapin cinta gitu, biasa lah pada ngerayain momen valentine yang belum lama ini lewat, sekalian promo #oneheart juga kayaknya.

Nama kuisnya “My Love Words”. Cara ikutannya juga cukup mudah, nggak perlu daftar-daftar dulu, dan nggak perlu punya motor Honda dulu, karena kamu bisa langsung log in dari jaringan sosial seluruh umat zaman sekarang –facebook, abis itu kamu tinggal tulis kata cinta kita apa, terserah mau buat siapa, keluarga, pacar, saudara, sahabat, teman, ibu kos, pedagang langganan atau apapun lah yang menurut kamu pas buat dikasih kata cinta. Kata cintanya juga nggak dibatasi apa, kamu bisa nulis perasaan kamu ke orang/benda yang kamu tuju, bisa juga ucapan terima kasih, permintaan maaf atau apalah, aku yakin kamu lebih jitu dalam hal mengarang kata-kata cinta dibanding aku. Jangan lupa juga buat ngisi alamat sama nomor hape, mana tau menang, hadiahnya lumayan soalnya. Ada Honda Scoopy, Blackberry Gemini dan iPod Shuffle.


Karena aku belum punya satu pun dari item hadiah yang ditawarkan, aku ikutan kuis ini loh. Cuma ngucapin terima kasih sih buat Gusti yang udah 6 tahun ini (wah, lama ya ternyata relationship kami ~(‘.’~)(~’.’)~ ) setia banget nemenin aku, nasehatin aku yang, kata orang-orang sih, aneh dan menyebalkan. Emang sih nggak bakal kebaca juga sama yang dimaksud, Gusti kan sibuk terus sama kerjaannya, tapi nggak apa kan ya, namanya juga usaha (buat dapet scoopy/BB/iPod).


dan karena kuis ini bakal diliat dari jumlah yang nge-vote berapa banyak, jadi aku pengen minta tolong buat di vote in ya. Emang sih, kata cintanya biasa aja, tapi kan berpahala kalo bisa saling manbantu :) lewat sini aja, langsung klik vote.


*posting ini nggak ada maksud buat promosiin Honda loh, ini pure buat nambahin vote di kuis yang aku ikutin.

*makasi yang udah berbaik hati nge-vote (taunya nggak ada :[ )

Rabu, 16 Februari 2011

Alay Organizer


Makan siang bersama saat jam istirahat kantor seringkali melahirkan pembicaraan-pembicaraan yang tidak biasa. Ada saja cerita yang disampaikan, tentang rasa makanan yang sedang dikunyah, tentang teman yang lama tak bertemu dan sekarang gendut, atau tentang pimpinan masing-masing yang kemudian menjalar ke orang-orang di sekitarnya. Tak habis-habis, seperti debu di jalanan menuju rumahku yang tak kunjung surut walaupun telah diguyur hujan.

Seperti siang ini.

Bukan suatu perbincangan yang penting, tidak terlalu menarik bahkan, tapi bagiku ini ide baru, unik.

Berawal dari cerita seorang teman tentang temannya yang alay, heboh, labil, dan semacam mengidap penyakit kronis pergaulan zaman sekarang. Lalu bergerak ke perbincangan mengenai investasi, mengenai usaha apa yang kira-kira cocok untuk dikembangkan di Indonesia. Dan tiba-tiba seseorang dari kumpulan kami mencetus:

“Eh, aku pengen nih buka perusahaan ababil, yang mengelola anak-anak alay itu, kayaknya bakal lumayan hasilnya.”

Gubrak! Teman yang lainnya pun langsung terbahak denger idenya si seseorang ini, termasuk aku. Tapi setelah kemudian seseorang itu menjelaskan apa, siapa, kapan dan bagaimana perusahaan tersebut akan berjalan, aku malah manggut-manggut, setuju.

Hitung saja berapa banyak acara musik di stasiun televisi swasta dengan konsep live performance band. Kan nggak lucu kalau live tapi penontonnya cuma sedikit, nah, anak-anak muda yang saya sebut di atas tadi biasanya seneng kalo disuruh nonton seperti itu, koordinir deh lewat perusahaan ababil yang dimaksud teman saya tadi, perintah buat jogged ala inem, kucek-kucek, peres-peres, jemur-jemur, lipat. Meriah kan acara musiknya. *Senyum

Atau pertandingan olahraga mungkin. Daripada mempersilahkan supporter tim masing-masing yang beresiko rusuh berdarah-darah sampai merugikan negara, kenapa nggak suporternya disewa aja dari perusahaan yang dicetuskan teman saya ini, nanti tinggal perusahaan aja yang mengatur kostum yang dipakai supporter sesuai tim, resiko rusuhnya pasti lebih kecil kan kalau kedua kubu supporter dari perusahaan yang sama yang pastinya udah diatur hak dan kewajibannya.

Atau mungkin ada diantara kalian yang nggak punya teman ketika akan mengadakan pesta ulang tahun yang meriah?? Tamunya bisa direkrut dari perusahaan ini juga loh. *Snap!

Lumayan kan, anak-anak muda itu tersalurkan bakatnya, jauh dari hal-hal yang nggak diinginkan, meriah pula acaranya.

Ada yang berminat??


#Untitled 3

Bersama kamu yang berbeda profesi terkadang membuat aku meradang. Seperti ada rasa yang gagal tersampaikan ketika akhirnya tatap mata kita harus terhalang jam dinas. Jam dinasmu yang harus diisi ketika aku kosong. Atau jam dinasmu yang kosong ketika milikku harus kuisi.

Kamis, 10 Februari 2011

Jangan Simpan Surat Ini

Saya tidak tau, kapan surat ini akan tiba di tanganmu. Saya tidak menggunakan perangko, melainkan menitipkan surat ini pada seorang teman yang si teman ini punya teman yang sepupunya tinggal di kota yang sama denganmu. Jangan anggap ini sebagai kerumitan. Bukankah tidak ada yang lebih rumit dari hubungan kita?

Sengaja saya tidak mengawali surat ini dengan menanyakan kabarmu, karena saya memang tidak perlu tau, walaupun sebenarnya penasaran setengah mati. Saya cuma mau bilang: akhirakhir ini bayangmu hadir lagi, di waktu yang terpola rapi. Serutin matahari, sepasti pagi. Entah konspirasi semesta atau apa, alam bawah sadar saya semacam memerintahkan otak untuk mengingatmu, melalui lagulagu yang saya pilih dalam playlist siaran hari ini. Lalu kamu menjelma sekeping biji kopi yang siap kuseduh, semua itu memunculkan kambali ingatan tentang kamu. Sekeping biji kopi yang kemudian memberikan kehangatan dan keterjagaan untuk melewati malam sendirian.

Tapi ternyata, dialah yang menemani malammalam kesepian. Dia yang tidak banyak bicara, hanya duduk di sebelah kanan, sambil sesekali menggenggam tangan ketika melihat saya kedinginan. Ternyata, dia yang ada di balik pintu, ketika siaran saya berakhir dan memutarkan lagu terakhir. Ternyata, dia yang tetap di sebelah saya ketika tirai pertunjukan diturunkan dan lampu dimatikan. Ternyata, dia yang mendengarkan ceritacerita seharian saya sambil menunggu pergantian malam.

Dia. Bukan kamu.

Ah, inilah yang saya sesalkan. Mengapa kamu hadir lagi di saat saya baikbaik saja dan sedang berusaha move on? Saya tidak pernah menyangka, bahwa jarak ternyata menghadirkan sosokmu dengan intensitas jauh lebih sering daripada ketika setiap hari kita bertemu muka.

Berjanjilah, selesai kamu membaca surat ini, jangan simpan di kotak memori manapun. Buanglah jauhjauh, bersamaan dengan semua rasa rindu. Karena saya curiga, magnet rindumu itulah yang menarik saya, memaksa membalas rindumu.

Tags: #30harimenulissuratcinta

#Re-post dari http://adisisme.wordpress.com/

Telepon


Sering sekali kita bertengkar karena telepon. Bertengkar karena kamu meneleponku, atau karena aku menjawab teleponmu, atau karena kamu menjawab teleponmu dan aku tidak suka pada yang menelepon ke teleponmu itu.

Belum lagi pertengkaran karena isi telepon kita. Isi teleponmu yang lebih banyak diam dan aku tak sanggup menerjemah, atau isi teleponku yang tak cukup nalarmu menerima.

Telepon, telepon, telepon.

Itu itu saja yang membuat kita bertegang urat leher kita.

Terkadang ingin kumusnahkan saja teleponku, teleponmu. Biar tak ada lagi telepon-telepon salah paham yang membuat kita jauh.

Tapi,

Jika benar musnah, dengan apa lagi aku menyampaikan rinduku padamu nanti?