Kamis, 10 Maret 2011

Tangkahan Trip (Part.1)


Ini cerita tentang liburan seminggu yang lalu, 5-6 maret 2011 tepatnya. Bermula dari pesan multi recipient message di vypress kantor yang nyari-nyari info tentang tempat wisata Tangkahan, The Hidden paradise katanya, akhirnya berangkatlah segelintir orang di kantor ini, termasuk aku, dan beberapa teman-teman dari kantor lain karena kurang personil.

Perjalanan dimulai jam 8 pagi dari terminal pinang baris medan, naik bus antar kota “PS: Pembawa Semesta”, bus yang bener-bener cocok sama judulnya, dengan biaya 15 ribu rupiah saja per orang dari medan sampai tangkahan, penumpang bisa membawa “semesta”, mulai dari beras berkilo-kilo, sayur mayur, minyak tanah, bahan bangunan, alat dapur, dan banyak lagi.

Ini penampakan busnya pas lagi mogok

Sepanjang perjalanan pemandangan yang disuguhkan cukup menarik, perkebunan karet yang berjajar rapi di kanan kiri jalan, atau perkebunan kelapa sawit yang kadang ditambah bonus ternak sapi dan bau-baunya yang menyengat, itu pun kalau dapat tempat duduk di kursi bagian “menyenangkan”. Kalau pas kebagian yang tidak menyenangkan, misalnya di sebelah jendela yang ternyata tidak bisa dibuka; di bagian ujung bus yang bertumpuk barang-barang; atau malah tidak dapat kursi, maka pemandangan yang disuguhkan sudah tidak layak untuk dinikmati, tumpukan kardus indomie, orang-orang yang tidak kebagian kursi yang berdesak-desakan karena jalan yang kurang mulus, dan kepulan asap rokok.

Ini pemandangan selama dijalan.

Ini juga, tapi versi sumpek.

Perjalanan menuju kesana ditempuh dalam waktu 4 jam, jika beruntung, jika tidak, bisa 5jam-an. Turun bus, langsung meluncur ke penginapan, tapi jalannya nggak gampang, harus nurunin anak tangga yang lumayan banyak dan curam dengan bawaan yang nggak kalah banyak (di tangkahan nggak banyak warung dan nggak ada minimarket, jadi semua yang dibutuhkan buat konsumsi dibawa sendiri). Habis itu masih harus nyebrang sungai batang serangan pake rakit yang cuma ditarik tali, dan harus naik tangga lagi yang lebih menguras tenaga dari anak-anak tangga sebelumnya.


Ini rakit yang dibuat nyebrang

Penginapannya lumayan, dengan biaya 75 ribu per kamar,kita udah dapet tempat tidur yang bisa digunain buat berdua plus kamar mandi di dalam kamar yang, menurut aku, lumayan cozy. Disuguhi pemandangan halaman penginapan yang sejuk, atau kalau beruntung malah langsung menghadap sungai batang serangan yang sebelum sampai tadi dilewati.

Suasana manak siang bareng di beranda penginapan.

Selesai makan siang dan sholat, kaki udah nggak tahan lagi buat nggak turun ke sungai. So, here we are: Ngerendem rame-rame di sungai :) welcome to Tangkahan, the Hidden Paradise.


*postingnya ngelanjut ya..



Rabu, 02 Maret 2011

#Untitled 4



Ada kalanya nanti,
Aku tidak mau dikalahkan ketika kita bertengkar seperti ini,
dan cinta untukmu, terhenti.