Jumat, 28 Januari 2011

#Untitled 2

dan terus saja kita berputar dengan putaran kita sendiri-sendiri.

kau dengan putaranmu.
berputar-putar.
berputar-putar.
kencang, sampai kau terbang.
dan jauh.

lalu aku dengan putaranku.
berputar-putar.
berputar-putar.
kencang, sampai aku mual.
dan jatuh.

kemudian aku tertinggalkan olehmu.

#mengakhiri sakit fisik dengan sakit jiwa, karna tidak terbagi waktumu.

Senin, 24 Januari 2011

#Untitled 1


Senja.
Pulang.

Selalu saja ada yang bisa disyukuri dalam hidup ini

Rabu, 19 Januari 2011

First Weekend

Tidak ada hal yang lebih menarik daripada hari jumat belakangan ini. Jumat selalu menebarkan aroma menggiurkan di tiap kedatangannya. weekend, iya, weekend. Weekend yang kata orang asyik itu.

Awalnya telingaku suka gatel gitu tiap jum’at dateng trus ada temen yang cerita kalau besoknya dari jum’at itu dia punya rencana liburan (secara the day after Friday kan Freeday). Kenapa? karena udah hampir 6 weekend yang aku lewati sambil magang, belum ada satu weekend pun yang aku isi dengan liburan semacam yang dirasakan temanku itu. weekend terakhir kemaren (09012011) aku malah dismenorea dari subuh.

Tapi ternyata “Setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan” itu bener. Habis jackpot pagi itu, aku dapet undangan dari teman semejaku pas SMA, ceritanya dia ulang tahun, makan gratis deh. Terus habis itu, kami (aku, geng jaman SMP, dan beberapa orang asing temannya temanku itu) malah diajak jalan, liburan mendadak gitu, jadilah hari itu weekend pertama yang aku isi dengan “liburan”, nggak sekedar ngebantu mama memeras pakaian yang udah dicuci karena pengering yang rusak, atau nyetrika segunung pakaian yang udah kering karena sampai hari ini belum ada yang mau jadi tukang setrika di rumah kami.

Eits, bentar dulu, belum diceritain ini weekendnya gimana.

Jadi pas hari itu kami akhirnya jalan ke Namukur setelah makan, naik motor. Aku dibonceng satu-satunya teman cowok di geng SMP kami, bukan apa-apa, males aja gitu rasanya bawa motor di hari libur sebab tiap hari udah bawa motor berangkat-istirahat-pulang kerja, jadi bosen rasanya. Ternyata dibonceng (apalagi naik motor Matic) lebih capek daripada mengendarainya sendiri. Dan setelah 2 jam di jalan, kami nggak juga nyampek di tujuan, bahkan nggak ada tanda-tanda kalau jalan yang kami tuju itu menuju air terjun Lau Bertu, begitu nama tempat wisata yang diperkenalkan temanku sebelum berangkat tadi. Kami nyasar....katanya sih udah kelewatan jauh, salah belok persimpangan. Menguap lah sudah hasratku untuk ber-weekend yang sebenarnya. Kaki udah kesemutan pula.

Tapi...lagi-lagi “setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan” itu bener lagi (Iyalah, Allah aja nulisnya dua kali di Alqur’an, jadi nggak mungkin nggak bener). Habis balik ke persimpangan yang kelewat tadi, terus jalan nggak sampe 20 menit, kami sampe juga di Air Terjun Lau Bertu itu. Oke, agak kecewa memang, tempatnya nggak seindah yang aku bayangin. Tapi whatever lah, udah sampai ini, kenapa nggak dinikmati aja yang udah di dapet, iya kan?

berlima, yang tiga orang asing

Habis penyesuaian bentar sama tempatnya kami keliling, hitung-hitung bersyukur lah udah sampe sana. ternyata disana ada dua air terjun yang berdekatan, nggak terlalu tinggi dan besar, tapi lumayan basah juga ternyata pas berdiri tepat dibawahnya (Prettt, iyalah, air gitu loh, air!).

Lupa deh kalau hari itu aku terserang dismenore parah :)

Sempat murung pas yang lain ngajak pulang, weekendnya habis tapi setelah ngobrol sama sahabat-sahabat aku yang ceria ini:

jadi bisa senyum lagi :)

“Bahagia itu diciptakan oleh pikiran kita. Kita yang memilih ingin bahagia atau tidak.” Jadi, kalau ingin bahagia, ya berpikir saja kita bahagia.

Rabu, 12 Januari 2011

Posting Setelah Mati (Suri)


Ribuan ide di kepala tanpa niat ternyata nggak cukup bisa untuk menghasilkan posting di blog. Salah ide malah membuat posting-postingku sebelumnya terhapus. Huft. Yasudahlah, mungkin aku memang harus lebih banyak berlatih untuk nggak ngikutin pikiranku yang kadang-kadang suka usil ini.

Baiklah, sekarang aku mulai dari nol lagi saja. Seperti pekerjaan ini, pekerjaan MAGANG (sejak hari ini, magang aku masukkan dalam kategori pekerjaan, walaupun kenyataannya ketika magang pun nggak ada yang saya kerjakan), kalaupun ada, ya cuma begitu-begitu aja, maksudnya nggak ada yang menantang kayak disuruh nyebrang sungai, ngasih makan doggy, atau makan ikan J

Membicarakan magang aku jadi teringat tempat dimana aku sekarang duduk dan beraktivitas. KPP Pratama Binjai.


Nggak ada yang istimewa di tempat ini, kantornya biasa saja, kotak tiga lantai ini cenderung serem malah karena lokasinya yang pas banget di depan kuburan (sepertinya ada konspirasi dari pembeli lahan untuk KPP ini agar orang-orang di kantor lebih banyak mengingat kematian). Tapi disinilah tempat aku belajar sedikit lebih banyak dari yang aku dapat di kampus dulu. Belajar sabar, belajar menghargai, belajar diam, belajar hidup, belejar menunggu.

Ada lagi, belajar peduli. Yah walaupun aku cuma bisa ngungkapin kepedulianku dengan mendengar, tanpa memberi solusi, tapi bukankah itu lebih baik?