Tepat dua tahun yang lalu saya dan teman seangkatan di kampus yang belakangan tenar oleh kasus
Wisuda itu jembatan, begitu kata teman saya di socmed nya. Ya, wisuda itu jembatan juga buat saya, jembatan menuju dunia yang sekarang saya pijak. Dunia yang penuh dengan ketidakadilan menurut saya, penuh pembatasan disana sini.
Saya tidak pernah berpikir sebelumnya bahwa akhirnya wisuda mengantarkan saya ke keadaan seperti sekarang ini dimana saya harus bangun pagi-pagi buta untuk siap-siap mengejar absen yang sebenarnya nggak lari kemana-mana, menyelesaikan ini itu yang kadang nggak sesuai sama peraturan yang ada, menahan emosi karena rekan yang bekerja sama nggak se-ideal yang saya bayangkan, sampai mengurangi kehidupan sosial di lingkungan rumah saking berharganya hari libur dan bangun siang itu.
Tua rasanya kalau ingat tahun-tahun saya sebelum wisuda masih bisa bergadang menonton serial korea sampai pagi lagi, jalan-jalan liburan sana sini dengan kondisi dompet yang mengenaskan, dan selalu pulang kerumah dengan wajah semangat, tidak kuyu kayak tiap sore jam 5.30 belakangan ini.
Hari ini saya merasa dunia benar-benar berputar, saya sedang ditengah, belajar menerima apa yang saya hadapi sekarang. Belajar mengikhlaskan apa yang sudah saya lewati, lalu tidak lagi membanding-bandingkan.
Lalu membicarakan ini ternyata membuat saya rindu belajar di kelas, mengerjakan tugas, berpura-pura bertanya tugas padahal pengennya curhat, ketiduran sambil membaca buku kuliah. Tapi dunia saya yang saya pijak hari ini tidak mengizinkan, baru saja diterbitkan pengumuman bahwa saya dan teman seangkatan tidak boleh kuliah sebelum dua tahun lagi, dua tahun setelah pengangkatan pegawai kami. Biarlah, saya cukup rindu saja. Bukankah besarnya rindu penentu nikmatnya pertemuan? (ini kata teman saya, bagus ya?)
10 Oktober ini pun wisuda. Wisuda teman baik saya yang seharusnya sudah bersama saya dan teman seangkatan mengecap dunia yang sama sejak dua tahun lalu. Selamat wisuda, Kawan! Selamat datang di dunia ketidakwarasan yang mirip seperti perangaimu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar