Rabu, 17 Oktober 2012

10 Oktober Seharusnya

Tulisan ini seharusnya diposting 10 Oktober yang lalu karena tanggalnya bertepatan peringatan dua tahun, tapi berhubung modem sedang tidak ada kuotanya jadi saya menundanya sampai hari ini. Anggap saja ini 10 Oktober 2012 ya!

Tepat dua tahun yang lalu saya dan teman seangkatan di kampus yang belakangan tenar oleh kasus Gayus disibukkan dengan kebaya dan jas hitam. Dilingkupi bahagia bisa melewati tahun-tahun sulit sebelumnya. Kami wisuda.

Wisuda itu jembatan, begitu kata teman saya di socmed nya. Ya, wisuda itu jembatan juga buat saya, jembatan menuju dunia yang sekarang saya pijak. Dunia yang penuh dengan ketidakadilan menurut saya, penuh pembatasan disana sini.

Saya tidak pernah berpikir sebelumnya bahwa akhirnya wisuda mengantarkan saya ke keadaan seperti sekarang ini dimana saya harus bangun pagi-pagi buta untuk siap-siap mengejar absen yang sebenarnya nggak lari kemana-mana, menyelesaikan ini itu yang kadang nggak sesuai sama peraturan yang ada, menahan emosi karena rekan yang bekerja sama nggak se-ideal yang saya bayangkan, sampai mengurangi kehidupan sosial di lingkungan rumah saking berharganya hari libur dan bangun siang itu.

Tua rasanya kalau ingat tahun-tahun saya sebelum wisuda masih bisa bergadang menonton serial korea sampai pagi lagi, jalan-jalan liburan sana sini dengan kondisi dompet yang mengenaskan, dan selalu pulang kerumah dengan wajah semangat, tidak kuyu kayak tiap sore jam 5.30 belakangan ini.

Hari ini saya merasa dunia benar-benar berputar, saya sedang ditengah, belajar menerima apa yang saya hadapi sekarang. Belajar mengikhlaskan apa yang sudah saya lewati, lalu tidak lagi membanding-bandingkan.

Lalu membicarakan ini ternyata membuat saya rindu belajar di kelas, mengerjakan tugas, berpura-pura bertanya tugas padahal pengennya curhat, ketiduran sambil membaca buku kuliah. Tapi dunia saya yang saya pijak hari ini tidak mengizinkan, baru saja diterbitkan pengumuman bahwa saya dan teman seangkatan tidak boleh kuliah sebelum dua tahun lagi, dua tahun setelah pengangkatan pegawai kami. Biarlah, saya cukup rindu saja. Bukankah besarnya rindu penentu nikmatnya pertemuan? (ini kata teman saya, bagus ya?)

10 Oktober ini pun wisuda. Wisuda teman baik saya yang seharusnya sudah bersama saya dan teman seangkatan mengecap dunia yang sama sejak dua tahun lalu. Selamat wisuda, Kawan! Selamat datang di dunia ketidakwarasan yang mirip seperti perangaimu ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar