Senin, 10 September 2012

Pandai-pandailah menjaga mood di pagi hari.
Sesalah apapun kostum yang kau pakai, percaya diri saja.
Sesemrawut apapun jalanan yang kau lewati, senyum saja.
Susah memang, tapi kalau kau tetap bisa menahan mood baik itu dihatimu di pagi hari, siang dan malammu pasti akan well done.

Sabtu, 08 September 2012

"Kamu juga percaya tidak ada satu peristiwa pun yang kebetulan, kan?"


-dee, dalam petir

Jumat, 07 September 2012

[BP]: Bagi Puisi

Pada Suatu Hari Nanti


pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau tak akan kurelakan sendiri


pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati


pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau tak akan letih-letihnya kucari


-Sapardi Djoko Damono

Kamis, 06 September 2012



Bersabar, seperti kaktus yang menunggu bunganya mekar

Senin, 03 September 2012

Belajar Menjadi Pemimpin

Hei!

Kalau nanti kau jadi pemimpin, jadilah satu yang bijak.
Jangan menghardik bawahanmu (jika kau merasa pemimpin adalah atasan) didepan bawahanmu yang lain, apalagi jika yang kau hardik belum tentu bersalah hingga kau hardik.

Jangan juga mengambil hak mereka, anak buahmu (jika kau merasa pemimpin adalah bos). Cukup cukupkanlah rezeki yang ada padamu, jangan lagi serakah akan hak orang lain, sebab jika kau pemimpin seharusnya kaulah yang membagi sebagian hakmu untuk mensejahterakan anak buahmu, sekali lagi, itupun jika kau merasa kau adalah bos.


Hei!

Kalau kau nanti benar menjadi pemimpin, belajarlah lebih banyak.
Belajarlah untuk bicara lebih sopan, agar rekan-rekanmu menghormatimu, bawahanmu segan padamu, atasanmu bangga padamu.

Lalu belajarlah mendengar, apapun yang baik-baik yang bisa kau dengar. Karena percuma jika kau hanya bisa bicara tapi kau tidak bisa mendengar, kau tidak akan tau sekitar.

Jadilah pemimpin yang adil.
Adil bukan dalam arti memperlakukan yang sama pada semua hal/orang, tapi menempatkan semua/hal pada tempatnya,pada porsinya masing-masing, jangan sampai kekurangan, atau kelebihan.

Hei!
Sudah dulu ya, ingat aku kalau nanti kau benar jadi pemimpin. Ingat bawahan-bawahan yang telah bekerja dan bekerja sama untukmu, untuk pemimpinnya sebab tanpa mereka, pemimpin tidak ada artinya.
Rasanya tau orang-orang terdekat bakal nggak sedekat biasanya lagi itu sama kayak pas baru aja duduk ke pesawat yang sebentar lagi bawa kita ke tempat yang jauh untuk waktu yang lama, dan itu pertama kalinya naik pesawat. Seneng karena saking excited nya, plus sedih karena bakal jauh. Buat aku jauh di jarak itu sama artinya jauh di hati, bullshit buat yang bilang jauh di jarak tetep bisa deket di hati.

Dulu pas sepupu-sepupu deket aku punya pacar, aku kayak gitu, mereka yang awalnya kemana mana bareng sama aku terus satu-satu punya pacar dan pergi sama pacarnya masing-masing, aku jadi nggak ada temen jalan, aku sedih. kayak ditinggalin kemanaaaaa gitu.

Sekarang juga gitu, sepupu-sepupu udah pada nikah, mantan pacar -yang setelah itu dengan tidak tau diri tetep dijadikan teman terdekat kayak saudara sendiri- akan nikah, temen jalan di kantor juga akan segera menikah, sementara aku masih dengan pacar -yang insya Allah jadi suami tapi nggak tau kapan- masih begini-begini aja, rasanya nyesek.

Childish ya?

Orang akan berbeda sikapnya pada temannya yang sama, jika dia sudah menikah. Karena menikah berarti bertambah dewasa, dan bertambah dewasa berarti semakin banyak yang dipikirkannya



Selamat mempersiapkan pernikahan kalian, semoga lancar. Aku sedang berusaha ikhlas untuk tidak sedekat biasanya, takut istri/suami kalian nanti marah :D