Rabu, 11 Mei 2011

Laki laki dan Perempuan

“Apakah semua laki di dunia ini sama?, Mereka semua punya hobi menyakiti, ya?”
Itu pertanyaan terbesar yang pengen banget aku ungkap jawabannya sejak aku lepas SMA, sejak aku mulai banyak berinteraksi dengan makhluk-makhluk berjakun yang menjadi populasi terbanyak di kehidupan aku.
***
Kemarin ketika aku menghadiri sebuah acara resepsi pernikahan seorang teman, aku dibuat manyun teman yang aku temenin ke resepsi itu, kenapa?? Sepanjang jalan dia ngomong terus di telpon, aku dicuekin. Tau kan rasanya dicuekin itu kayak apa? Kayak makan jeruk yang nggak manis, dan nggak asem, hambar.
Cerita punya cerita, ternyata orang yg berbicara di telpon itu seorang perempuan, dia nangis sejadi-jadinya karena ternyata si empunya resepsi yang kami hadiri ini “calon”nya dia –menurut si perempuan. Tapi kok malah nikah dan dia nangis-nangis?? Itu dia, ternyata si laki ini ngingkari janjinya. Nggak tau deh cerita sebenernya gimana, tapi dari isi sms dan perbincangan teman aku itu, si laki emang pernah janji serius sama perempuan ini, udah sampe ke orang tua malah, tapi belakangan ketauan kalau si laki udah tunangan duluan sama yang duduk di sampingnya di pelaminan resepsi kemarin. See?? Orang yang menyakiti itu laki.
Kemarinnya lagi, seorang teman dekat aku curhat. Tentang perbincangan ringan antara ayah dan ibunya yang biasanya memang sering mereka lakukan sambil makan malam bersama, entah kenapa, mungkin si ibu ada salah bicara, dan si ayah jadi marah besar sampai akhirnya seisi rumah jadi tidak ada komunikasi, masalah sepele kan ya, tapi si ayah langsung berang, keluar deh hobi marah-marah. Dan si ayah itu laki.
***
Mungkin memang nggak adil meng-generalisir semua laki itu sama hanya dengan dua cerita di atas. Tapi aku belum pernah tuh dipertemukan dengan laki yang belum pernah nyakitin perasaan perempuan.
Perasaan??
Hey hey, mungkin itu kuncinya.

***
A: “Apakah semua laki di dunia ini sama?, Mereka semua punya hobi menyakiti, ya?”
X: “...”
A: “Kayaknya nggak sih ya. Perempuan aja yang ke-PD-an, terlalu pake perasaan, terlalu percaya sama janji-janji palsu, terlalu berharap yang ada dalam otaknya jadi kenyataan.”
X: (Senyum)
X: “mmm... kamu ini laki apa perempuan sih sebenernya??”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar