Selasa, 14 Agustus 2012

Touring to Simalem Resort via Tanah Karo

Travel story yang ini juga udah basi sebenernya, tapi sayang kalo nggak di share.

Ceritanya nih libur tiga hari tapi nggak kemana-mana, bosen kan ya, jadi ada temen yang baru pulang dari Lhokseumauwe (ini bener tulisannya kan ya?) ngajak jalan, terserah kemana yang penting nggak dirumah aja selama libur ini, dan kebetulan calon suami libur juga dinasannya, maka berangkatlah kami berlima –aku, calon suami, dan tiga orang teman sekolah kami- ke Brastagi.

Brastagi itu semacam dataran tinggi kayak puncak gitu, jalannya kelok-kelok serta udaranya dingin. Bingung sih awalnya mau ngapain kesana, yang diliat juga itu-itu aja, pemandangan gunung sinabung, ladang tomat, sama ladang strawberry, tapi sekali lagi, daripada nggak kemana-mana! Susah emang kalo kebiasaan nggak bisa diem dirumah.

Di tengah perjalanan, karena jalannya lumayan jauh, kami mampir dulu di warung jagung bakar di pinggir jurang penatapan, istirahat minum kopi sambil bersihin muka yang sepanjang jalan dihembus kepulan asap bus-bus lintas kota. Yah kekurangannya touring pake motor emang gitu sih, harus siap-siap lecek begitu nyampek tujuan karena di jalanan langsung interaksi sama udara/polusi bebas.



Pas ngelanjutin perjalanan ternyata jalur ke Brastagi yang dituju macet banget, lagi ada perbaikan jalan, lalu dengan cepat dan tepat kami pindah arah, kami menuju Taman Alam Lumbini. Taman alam ini semacam kompleks tempat peribadatan umat Budha, ada kuil utama berwarna keemasan dan sedikit taman bunga. Kenapa kami ke Taman alam ini? Pertama, belum pernah kesini, padahal temen-temen di social network udah pada ganti display picture pake latar kuil ini #apadeh, kedua, masuk kesini tuh gratis nggak bayar apa-apa, ketiga, mau kemana lagi coba? :D



Oke, karena taman alam nya tuh kecil, nggak sampek setengah jam udah selesai diputerin semuanya dengan dokumentasi berbagai gaya, sementara waktu masih siang, ditentukan lah tujuan selanjutnya yang nggak ngelewatin jalanan macet tadi, Simalem Resort 45 km!

Dengan semangat menggebu-gebu kami bergerak menuju ke Simalem, soalnya diliat dari google tempatnya ini bagus banget, view danau toba gitu. Tapi memang untuk melihat kupu-kupu kita harus tau kepompong terlebih dulu, dannnnn kepompongnya adalah, jalan menuju sana tuh rusak ternyata, walaupun nggak macet tapi tetep aja jadi nggak nyaman, hampir-hampir nggak percaya sama speedometer motor soalnya 45 km di papan penunjuk arah tadi rasanya lamaaaaaa banget. Belum pernah ada yang kesana pula diantara kami, percaya sama google maps aja bekalnya.

Setelah 2 jam lebih perjalanan dari Lumbini akhirnya kami sampai di Simalem Resort, pearl of Toba Lake. Tiket masuk ke lokasi ini lumayan mahal, satu motornya 85 ribu, untuk mobil 200an ribu, udah termasuk voucher makan/minum senilai 20ribu di kafe yang ditentukan dan peta wisata di dalam resort.

Pas masuk ke dalam lokasi resort kami langsung disuguhi pemandangan danau terbesar di Indonesia yang udah kayak laut aja kalau dilihat dari perbukitan ini. Keren? Ya! Buat yang hobi fotografi pemandangan disini cocok banget. Semuanya tertata rapi, rumput-rumputnya berbentuk, bunga-bunganya juga bagus susunannya, dan bersih. Di beberapa lokasi disediakan juga jasa penyewaan kuda untuk pendatang yang pengen jalan-jalan santai dalam radius dekat.




Sebenernya ada air terjun kembar nya juga, tapi harus trekking lagi sesuai jadwal, dan karena perjalanan jauh kami tadi waktunya nggak terkejar, terpaksa direlakan yang satu ini. Mungkin nanti suatu saat kesini lagi sambil camping.

Di Simalemnya cuma sejam-an karena waktunya nggak cukup dan ada undangan yang harus dihadiri. Kami balik lewat jalur yang tadi, jalur Medan-Tanah Karo-Sidikalang. Alhamdulillah jalur pulangnya sepi, sampai dirumah tepat waktu.


Sekian, sampai jumpa di travel story basi selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar