Jumat, 14 Desember 2012

Saya bermasalah dengan kegelapan. Setiap mati listrik, walaupun sudah tidur nyenyak, saya akan tetap tau lalu terbangun. Begitu juga ketika berkendara. Ketika berkendara malam hari saya sering "gelagapan", bingung mana jalan yang seharusnya saya lewati, yang tidak ada lubangnya.

Tapi tadi pagi saya disadarkan. Ketika matahari pagi bersinar terik, saya lebih kewalahan. Sinarnya menyilaukan mata saya sehingga bukan hanya melihat lubang untuk dihindari saja yang susah, tapi mengetahui bahwa di depan saya ada pengendara lain pun sulit. Mata saya bahkan susah untuk melihat normal, tidak terpicing.

Hidup pun seperti itu mungkin. Saat "mati listrik" dengan gampang kita mencari korek dan lilin untuk mendapat cahaya. Saat susah dengan gampang kita merengek-rengek berdoa pada Allah untuk dibantu. Tapi saat senang, saat "sinar matahari" menyilaukan mata, kita dipenuhi kecukupannya, akan sulit sekali kita melihat-Nya, boro-boro untuk membagi sinar matahari ke yang lainnya, bersyukur pada-Nya atas nikmat tersebut pun kadang kita ogah.

Semoga kita tidak termasuk di dalamnya. Dicukupkan rezekinya, dan dijadikan menjadi hamba-hambaNya yang senantiasa bersyukur. Amin

Kamis, 06 Desember 2012

Dental Klinik di Binjai

Sejak gigi saya dicabut sekaligus tiga buah ketika SD, saya enggan ke dokter gigi lagi. Jika tidak terpaksa untuk pemeriksaan kesehatan pas penerimaan PNS mungkin saya tidak mau kesana lagi. Syukurnya pemeriksaan kesehatan untuk PNS tersebut cuma di cek saja, tidak ada tindak lanjut harus diapakan rongga mulut saya ini. Tapi sekitar sebulan ini, saya merasa nggak nyaman dengan gigi saya, jadi mulailah saya mencari-cari dokter gigi. Awalnya saya mencari dentist yang buka praktek di hari minggu, ternyata nggak ada.

Jadilah kemaren sore, di jam pulang kantor masih dengan seragam yang dikira orang pegawai PAM, saya ke dokter gigi. Di Binjai ini ada beberapa dentist di jalan Sudirman, dan di Jalan Kartini. Rata-rata buka tiap hari jam 4 atau 5 sore hingga jam 8 atau 9 malam. Tapi karena di praktek praktek dokter tersebut cuma ada 1 orang dokter dengan antrian yang lumayan, saya memutuskan mengikuti saran kholida, anak magang di kantor, untuk ke dental klinik yang ada di jalan samanhudi tepat di depan smp 1 Binjai. Di dental klinik yang bernama Alfi's Smile ini ada 4 orang dokter gigi yang bertugas, peralatannya cukup banyak sehingga dalam satu waktu bisa menangani sampai dengan 8 pasien, ditambah lagi pekerja yang cukup kompeten menurut saya. Informasi ini saya berikan mengingat betapa sulitnya saya mencari informasi tentang dokter gigi di Binjai ini, lumayan kan buat para pembaca yang mungkin sedang searching dentist terdekat. Oh iya, dental klinik ini buka dari senin sampai sabtu dari jam 9 pagi sampai jam 9 malem (untuk sabtu saya kurang tau sampai jam berapa pastinya).

Tarif di dental klinik ini cukup terjangkau. Kemarin (per tanggal 05 Desember 2012) saya membersihkan karang gigi/scalling tarifnya 100.000, lalu untuk tambal gigi tergantung berapa banyak yang ditambal. Umumnya 1 gigi tarifnya 100.000 juga. Pas scalling ternyata ketauan kalo ada gigi saya yang sudah rusak, jadi sekalian saya mencabut gigi karena ternyata ini geraham bawah sudah tidak perlu dipertahankan. Tarif cabut gigi di klinik ini beragam, tapi kemaren sih saya juga dikenai tarif 100.000, jadi total semuanya 300.000. Nggak tau di dokter lain gimana, yang pasti antrinya pasti lebih lama dari dental klinik ini.

Oh ya, satu lagi, cabut gigi pas udah segede ini ternyata sakit juga, apalagi geraham. Jadi pastikan gigi yang mau dicabut goyang biar nyabutnya juga nggak susah, jadi nggak sakit banget. Dan rajinlah merawat gigimu, biar nggak perlu ke dokter gigi buat di scalling, ditambal, apalagi dicabut karena rusak.

Rabu, 05 Desember 2012

3D Pertama

Hebohnya orang-orang membicarakan film baru "Life of Pi" gara-gara liputannya di salah satu stasiun TV swasta membuat saya penasaran, film apa sih itu? Akhirnya kemarin sore, usai rapat, saya menyempatkan untuk nonton di bioskop di Medan. Yah, nasib tinggal di kota kecil ya begini, bioskopnya nggak oke, film yang diputer juga, jadi kalo mau nonton film yang asik harus ke kota sebelah. Apalagi yang 3D.


Sesorean kemaren, ditemenin teman yang masih magang --karena yang pegawai pada susah diajak keluar di jam kerja-- saya nonton film 3D pertama dalam hidup saya. Film Life of Pi.





Film yang sederhana, tentang seorang anak yang punya rasa ingin tau yang besar, yang sedang dalam pencarian akan Tuhan. Ceritanya dimulai ketika keluarganya terkena krisis, pindah ke kanada, namun di perjalanan kapal kargo yang ditumpanginya tenggelam, menewaskan seluruh penumpang, termasuk keluaganya dan binatang-binatang peliharaan papanya, satu-satunya yang selamat adalah dia, Pi, anak yang namanya berasal dari nama salah satu kolam renang di Prancis. Pi selamat dalam sekoci bersama zebra, babi hutan, orang utan, dan macan. Semua binatang itu pun akhirnya mati, kecuali si macan yang diberi nama Richard Parker, jadilah Pi hidup dalam sekoci bersama Richard Parker yang awalnya macan buas kemudian dilatih oleh Pi menjadi macan yang penurut.


Petualangan Pi dan Richard seru banget di film ini. Walaupun setting nya cuma di tengah laut biru, tapi tiap momennya rasanya "wah", kayak pas di bagian laut yang penuh dengan ubur-ubur biru dan lautnya bercahaya, pas airnya tenang kayak cermin, pas malam hari di laut yang tenang dan langitnya banyak bintang, ah pokoknya keren lah film nya. Nggak rugi ngabisin duit banyakan dikit buat nonton yang 3D.3D pertama saya jadi sangat mengagumkan karena film yang saya tonton juga mengagumkan.


Ending film ini juga "dapet" banget. Tentang hidup yang luar biasa karena ada campur tangan Tuhan. Tuhan yang nggak kemana-mana ketika kita tertimpa musibah, Tuhan yang selalu ada walaupun kadang bagi kita nggak ada.


Review film ini yang lebih lengkapnya bisa ditemukan banyak di mesin pencarian. Di blog ini cuma sekedar pengalaman saya aja pertama kali nonton 3D.


Sekian dan terima kasih kepada Nanda yang sudah menemani saya nonton :)

Selasa, 04 Desember 2012

Repetan Jalanan

Hal yang paling saya hindari belakangan ini adalah ke medan naik motor sendiri. Jadi sudah sepuluh kali sampai pagi ini saya berangkat ke atau pulang dari medan dengan angkot, atau diantar jemput. Bukan manja, tapi waspada.

Lalu lintas binjai medan dan sebaliknya makin lama makin parah. Jalanan selebar hampir 15 meter penuh sesak dengan kendaraan yang penggunanya astaghfirullah semrawutnya. Nggak taat aturan. Terakhir kali sebelum pagi ini saya dan Gusti malah disuguhi pemandangan pengendara motor yang meninggal karena jatuh tersenggol truk kontainer. Lalu mayatnya masih berdarah darah hanya dipelototin sama orang orang yang lalu lalang. Resonansi sesama manusia mulai banyak berkurang. Saya takut kota ini menjadi seperti jakarta yang warganya kebanyakan tidak peduli dengan apa yang terjadi pada warga lainnya.

Jalanan binjai-medan-binjai menjadi jalan paling memacu adrenalin buatku. Jalurnya luruuuuuussss aja sepanjang 9 km, nggak ada separator yang misahin jalur, cuma garis putih aja, jadi pengendara pun dengan seenaknya sering mengambil jalur lebih sampai pengendara dari arah berlawanan nggak kebagian jalur yang jadi hak nya. Kendaraan yang lewat pun bukan main, bus lintas medan-aceh-medan yang terkenal nekat nekatnya, truk truk kontainer yang keluar masuk pabrik di sepanjang jalan medan binjai, angkot-angkot yang supirnya orang-medan-yang-terkenal-semrawut-sejagad-nusantara, dan motor motor yang jumlahnya semakin lama semakin seperti daun cocor bebek, jatuh satu ke tanah, malah tumbuh sepuluh tunas baru.

Pengennya sih pemerintah yang berkaitan dengan masalah ini tuh liat gitu gimana sengsaranya rakyat yang tiap hari lewat jalan itu. Dibuat separator kek, atau lampu lalu lintas kek di simpang-simpang besar, atau dibuat regulasi lah minimal biar truk truk besar --yang kadang bawaannya muatan pasir nggak ditutup di bak sampe pengendara di belakangnya kelilipan-- itu nggak lewat jalan itu di jam sibuk, kan bisa tuh ngurang-ngurangin kemacetan dan angka kecelakaan.

Kasian mama yang tiap saya ke medan was was ada apa apa di jalan.

Semoga pengendara di jalan medan binjai diberi keselamatan.

Sekian.